Powered By Blogger

Penunggu Bis Berdarah

| Kamis, 22 Desember 2011 | |
Adi sedang dlm perjlnan ke Jakarta dgn bis mlm.
Seorg kakek tua naik & mnawarkan buku2 pd pnumpang.
“Bukunya nak? Ada mcm2 nih. Buku silat, cinta2an, agama, dll”, ujar si
kakek.
Adi yg sdg tdk bisa tdur pun tertarik. “Ada buku horor ga kek?”
“Oh suka cerita horor ya? Kebetulan sisa satu, Pas lg ceritanya. Ttg bis
yg ditinggali byk arwah pnasaran.
Judulnya ‘PENUNGGU BIS BERDARAH”. Serem bgt pokoknya.”
“Boleh jg tuh brp harganya?”
“Rp95.000, nak”
“Wow, mahal bgt, kek”.
“Ya namanya jg buku Best seller. Smua yg baca buku ini kbrnya syok loh wkt
baca endingnya”, si kakek promosi ala salesman.
Adi pun mengalah.
Entah knp, pd saat ia serahkan uang tersebut ke kakek, tiba2 petir
menggelegar.
Angin mulai bertiup kencang.
Si kakek turun dr bis, namun tiba2 berhenti & menolehkan wajahnya pelan2
ke Adi.
“Nak”, ujarnya lirih, “apa pun yg terjadi, harap jgn buka halaman
terakhir.
Ingat, apapun yg terjadi.
Kalau tdk nanti kamu akan menyesal & saya tdk mau bertanggung jwb.”
Jantung Adi berdegup kencang. Saking takutnya, ia sampai tdk mampu
menganggukkan kepala hingga si kakek turun dr bis & menghilang ditelan
kegelapan.
Pd saat tengah mlm, Adi selesai membaca seluruh buku tersebut. Kecuali
halaman terakhir.
Dan memang benar spt yg dikatakan si kakek, buku itu bnr2 menegangkan &
menyeramkan.
Bis melaju kencang, hujan turun deras. Kilat menyambar bergantian,
terdengar suara guruh menggelegar. Adi melihat sekeliling & trnyta smua
penumpang sdh terlelap. Bulu kuduknya merinding.
“Baca halaman terakhirnya ga ya?”, pikir Adi bimbang. Antara pnasaran &
rasa takut berbaur jd satu. Di luar mlm tampak makin gelap. “Ah sdhlah,
sekalian aja. Nanggung!”
Dgn tangan gemetar ia pun membuka halaman terakhir buku tersebut secara
perlahan.
Dan akhirnya tampak lembaran kosong dgn sepotong tulisan di bagian pojok
kanan atas. Sambil menelan ludah, Adi membaca huruf demi huruf yg
tercantum:

0 komentar:

Posting Komentar